Translate

Pages

Saturday, 31 January 2015

PIDATO

Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera.
Yang terhormat Dra. Tutut Sri Wahyuni selaku Kepala SMP Negeri 20 Malang,
Yang terhormat Bapak / Ibu guru, serta teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan.
Pertama-tama, marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karunia-Nya, kita semua dapat berkumpul di pagi yang cerah ini tanpa halangan apapun. Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidato tentang “Lingkungan Asri, Belajar Sepenuh Hati.”
Saudara-saudara, salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan bersekolah. Memang banyak cara lain yang dapat ditempuh untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan. Namun, sekolah tetap yang utama, karena melalui sekolah, siswa tidak hanya belajar akademik, namun juga bersosialisasi, dan belajar untuk bertata krama yang akan menjadi modal utama untuk terjun langsung ke masyarakat kelak. Sekolah juga merupakan keluarga kedua bagi kita selain keluarga di rumah. Jadi, sekolah yang nyaman juga akan turut berpengaruh terhadap keberhasilan siswanya dalam belajar.
Saudara-saudara, sekolah yang nyaman adalah sekolah yang mampu membuat siswa betah belajar dan merasa senang. Sarana dan prasarana yang baik misalnya, gedung yang rapi, bersih, lingkungan yang nyaman, buku-buku yang lengkap, dan kelas yang memadai atau layak untuk digunakan, sehingga suasana belajar-mengajar akan terasa nyaman. Sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan, di SMP Negeri 20 Malang telah melakukan program penghijauan dengan penanaman pepohonan dan tanaman-tanaman hias, mengingat letak sekolah berada tepat di depan jalan raya yang selalu ramai kendaraan bermotor. Dengan hal ini, polusi udara dapat diminimalisir. Polusi udara seperti suara bising yang dapat mengganggu kegiatan sekolah dapat diatasi dengan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memberi peraturan agar jumlah kendaraan bermotor dapat dikurangi, mengurangi laju kendaraan, tidak membunyikan klakson, dan lain-lain. Selain itu, Rimbunnya dedaunan pepohonan dapat memerangkap gelombang suara sehingga mengurangi tingkat kebisingan. Dengan udara yang bersih, nantinya dapat membuat suasana lingkungan di sekolah lebih nyaman dan penggunaan pendingin ruangan atau AC dapat diminimalisir.
Membuang sampah pada tempatnya merupakan hal yang penting. Meskipun saat ini sudah mulai ada peningkatan kesadaran akan hal tersebut, namun sosialisasi terkait hal ini tetap harus dilakukan untuk lebih meningkatkan kesadaran siswa khususnya. Seperti yang kita ketahui masih terdapat banyak sampah yang berserakan di lingkungan sekolah kita. Seringkali juga kita menemukan sampah di dalam kolong-kolong meja yang ada di dalam kelas. Sebagian besar siswa melakukan hal tersebut karena mereka merasa malas untuk membuang sampah pada tempatnya, sehingga mereka memilih untuk membuangnya di tempat terdekat. Padahal, tempat sampah yang disediakan sekolah sudah memadai. Selain membuang sampah pada tempatnya, kita juga dapat menjalankan piket kelas sebagai aksi menjaga kebersihan lingkungan di lingkungan sekolah. Biasakan memilah sampah sesuai dengan kelompoknya sebelum dimasukkan ke tempat sampah. Jenis sampah dibedakan menjadi 3, yaitu sampah basah, sampah kering, dan sampah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun). Akan tetapi tempat sampah yang disediakan di sekolah hanya 2 jenis, yaitu sampah basah dan sampah kering. Pada akhirnya pemisahan sampah basah dan sampah kering tersebut menjadi sia-sia saat dibuang disatukan kembali. Maka dari itu hal ini harus ada kerjasama antara pemerintah dan sekolah untuk pembuangan sampah basah dan sampah kering agar mengurangi pencemaran lingkungan. Pihak sekolah juga harus membuat peraturan yang ketat dan memberikan hukuman kepada siswa jika diketahui membuang sampah sembarangan dan tidak dipilah sesuai jenisnya.
Kantin di SMP Negeri 20 Malang  memang telah berusaha menyediakan makanan yang sederhana, sehat, dan tidak berkemasan plastik. Untuk mengetahui kesehatan jajanan dikantin perlu dilakukan pemantauan perasa, pemanas, pengawet. Kantin di SMP Negeri 20 Malang dapat menjalin kerjasama dengan puskesmas setempat dalam menganalisa makanan yang sehat. Setelah itu dapat dibentuk kumpulan siswa sebagai kader lingkungan atau satuan pengawas tata laksana kantin dengan bimbingan guru pembina. Namun demikian, pedagang lain yang berada diluar halaman sekolah biasanya menjajakan dagangannya pada saat pulang sekolah. Hal inilah yang membuat sekolah kesulitan dalam memantau makanan sehat bagi siswa, dikhawatirkan makanan yang dijual mengandung 5P (pewarna, pengenyal, perasa, pemanis, pengawet) yang tidak diizinkan oleh Departemen Kesehatan. Beberapa pedagang masih menggunakan kemasan plastik karena kemasan plastik dianggap paling murah, mudah didapat, memberikan hasil kemasan yang menarik, tidak mudah pecah dan rusak, padahal  tidak semua plastik aman untuk dipakai sebagai pengemas dan penyajian makanan. Mereka tidak sadar bahwa sebagian besar plastik yang mereka pilih dibuat dari daur ulang yang tidak jelas darimana asalnya. Pihak sekolah dapat memberi peraturan agar tidak ada penjual yang berjualan di depan sekolah untuk meminimalisir siswa-siswanya membeli makanan di luar yang masih belum diketahui kandungannya.
Agar semua program yang telah direncanakan dapat berjalan lancar, kita semua sebagai warga sekolah harus ikut serta dalam hal pelestarian serta pemeliharaannya. Sebesar apapun usaha guru dalam menyampaikan materi pelajaran dikelas tanpa didikung oleh lingkungan belajar disekolah yang memadai maka keberhasilan prestasi belajar siswa akan terhambat. Demikian pidato saya, semoga dapat menyadarkan kita betapa pentingnya menumbuhkan kedisiplinan untuk menjaga lingkungan agar tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan. Sekian dan mohon maaf atas segala kekurangan.

Wabilaihi Taufik Walhidayah Wassalamualaikum Wr.Wb.

0 komentar:

Post a Comment