Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam
sejahtera.
Yang terhormat Dra. Tutut Sri Wahyuni selaku
Kepala SMP Negeri 20 Malang,
Yang terhormat Bapak / Ibu guru, serta teman-teman
yang saya cintai dan saya banggakan.
Pertama-tama, marilah kita ucapkan
puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karunia-Nya, kita
semua dapat berkumpul di pagi
yang cerah ini tanpa halangan apapun. Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidato tentang “Lingkungan Asri, Belajar Sepenuh Hati.”
Saudara-saudara,
salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan
bersekolah. Memang banyak cara lain yang dapat ditempuh untuk memperluas dan
memperdalam ilmu pengetahuan. Namun, sekolah tetap yang utama, karena melalui
sekolah, siswa tidak hanya belajar akademik, namun juga bersosialisasi, dan belajar untuk bertata krama yang akan menjadi modal utama untuk terjun langsung ke masyarakat kelak. Sekolah juga merupakan keluarga kedua bagi kita selain
keluarga di rumah. Jadi, sekolah yang nyaman juga akan turut berpengaruh
terhadap keberhasilan siswanya dalam belajar.
Saudara-saudara,
sekolah yang nyaman adalah sekolah yang mampu membuat siswa betah belajar dan
merasa senang. Sarana dan prasarana yang baik misalnya, gedung yang rapi, bersih, lingkungan yang nyaman, buku-buku yang lengkap,
dan kelas yang memadai atau layak untuk digunakan, sehingga suasana
belajar-mengajar akan terasa nyaman. Sebagai
bagian dari upaya pelestarian lingkungan, di SMP
Negeri 20 Malang telah melakukan program penghijauan dengan penanaman pepohonan
dan tanaman-tanaman hias, mengingat letak sekolah berada tepat di depan jalan
raya yang selalu ramai kendaraan bermotor. Dengan hal ini, polusi udara dapat
diminimalisir. Polusi udara seperti suara bising yang dapat mengganggu kegiatan
sekolah dapat diatasi dengan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk
memberi peraturan agar jumlah kendaraan bermotor dapat dikurangi, mengurangi
laju kendaraan, tidak membunyikan klakson, dan lain-lain. Selain itu, Rimbunnya dedaunan pepohonan dapat memerangkap
gelombang suara sehingga mengurangi tingkat kebisingan. Dengan
udara yang bersih, nantinya dapat membuat suasana lingkungan di sekolah lebih
nyaman dan penggunaan pendingin ruangan atau AC dapat diminimalisir.
Membuang
sampah pada tempatnya merupakan hal yang penting. Meskipun saat ini sudah mulai ada peningkatan kesadaran akan hal tersebut,
namun sosialisasi terkait hal ini tetap harus dilakukan untuk lebih
meningkatkan kesadaran siswa khususnya. Seperti yang
kita ketahui masih terdapat banyak sampah yang berserakan di lingkungan sekolah kita. Seringkali juga kita menemukan sampah di dalam kolong-kolong meja yang ada
di dalam kelas. Sebagian besar siswa melakukan hal tersebut karena mereka merasa
malas untuk membuang sampah pada tempatnya, sehingga mereka memilih untuk
membuangnya di tempat terdekat. Padahal, tempat sampah yang disediakan sekolah
sudah memadai. Selain membuang sampah pada tempatnya, kita juga dapat
menjalankan piket kelas sebagai aksi menjaga kebersihan lingkungan di
lingkungan sekolah. Biasakan memilah sampah sesuai
dengan kelompoknya sebelum dimasukkan ke tempat sampah. Jenis sampah dibedakan menjadi 3, yaitu sampah basah, sampah kering,
dan sampah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun). Akan tetapi tempat sampah yang disediakan di sekolah hanya 2 jenis, yaitu sampah basah dan sampah kering. Pada akhirnya
pemisahan sampah basah dan sampah kering tersebut menjadi sia-sia saat dibuang
disatukan kembali. Maka dari itu hal ini harus ada kerjasama antara pemerintah
dan sekolah untuk pembuangan sampah basah dan sampah kering agar mengurangi
pencemaran lingkungan. Pihak sekolah juga harus membuat peraturan yang ketat
dan memberikan hukuman kepada siswa jika diketahui membuang sampah sembarangan
dan tidak dipilah sesuai jenisnya.
Kantin di SMP Negeri 20 Malang memang telah berusaha
menyediakan makanan yang sederhana, sehat, dan tidak berkemasan plastik. Untuk
mengetahui kesehatan jajanan dikantin perlu dilakukan pemantauan perasa,
pemanas, pengawet. Kantin di SMP Negeri 20 Malang dapat menjalin kerjasama
dengan puskesmas setempat dalam menganalisa makanan yang sehat. Setelah itu
dapat dibentuk kumpulan siswa sebagai kader lingkungan atau satuan pengawas
tata laksana kantin dengan bimbingan guru pembina. Namun demikian, pedagang
lain yang berada diluar halaman sekolah biasanya menjajakan dagangannya pada
saat pulang sekolah. Hal inilah yang membuat sekolah kesulitan dalam memantau
makanan sehat bagi siswa, dikhawatirkan makanan yang dijual mengandung 5P
(pewarna, pengenyal, perasa, pemanis, pengawet) yang tidak diizinkan oleh
Departemen Kesehatan. Beberapa pedagang masih menggunakan kemasan plastik
karena kemasan plastik dianggap paling murah, mudah didapat, memberikan hasil
kemasan yang menarik, tidak mudah pecah dan rusak, padahal tidak semua
plastik aman untuk dipakai sebagai pengemas dan penyajian makanan. Mereka tidak
sadar bahwa sebagian besar plastik yang mereka pilih dibuat dari daur ulang
yang tidak jelas darimana asalnya. Pihak sekolah dapat memberi
peraturan agar tidak ada penjual yang berjualan di depan sekolah untuk
meminimalisir siswa-siswanya membeli makanan di luar yang masih belum diketahui
kandungannya.
Agar semua program yang telah
direncanakan dapat berjalan lancar, kita semua sebagai warga sekolah harus ikut
serta dalam hal pelestarian serta pemeliharaannya. Sebesar apapun usaha guru dalam menyampaikan
materi pelajaran dikelas tanpa didikung oleh lingkungan belajar disekolah yang
memadai maka keberhasilan prestasi belajar siswa akan terhambat. Demikian
pidato saya, semoga dapat menyadarkan kita betapa pentingnya menumbuhkan
kedisiplinan untuk menjaga lingkungan agar tercipta lingkungan belajar yang
menyenangkan. Sekian dan mohon maaf atas segala
kekurangan.
0 komentar:
Post a Comment