“Di atas tebing Pura Luhur Uluwatu, kesan magis dihadirkan dari sebuah pertunjukkan tarian khas Bali yang mengagumkan. Nuansa sakral mengalun bersama seruan penari yang bergema ke langit dengan latar Matahari tenggelam dan lautan Samudera Hindia yang membentang luas. Bulu kuduk Anda akan seketika merinding mendengar suara para penari dan gerakannya yang memukau. Dapatkan pengalaman melihat langsung tari kecak di pura terkenal ini.”
Jangan bilang Anda pernah ke Bali apabila belum menyaksikan tari kecak yang unik, indah, sekaligus magis. Pertunjukkan tari ini dapat dijumpai di Pura Luhur Uluwatu, selain ada juga Desa Batubulan, dan Jalan Hanoman. Akan tetapi, tari kecak di Pura Uluwatu jelas akan memberikan pengalaman fenomenal dan mengesankan. Pertunjukan tari ini selalu berlangsung menarik dengan suguhan paket musik ritmis, suara dan gerakan harmonis para penarinya, warna-warni kostum, dan tentunya Matahari tenggelam yang indah.
Memasuki Pura Luhur Uluwatu yang sakral ini saja Anda sudah akan merasakan aura magis yang tak dapat didefinisikan kata-kata. Sebelum memasuki kawasan pura, penjaga pura akan memberikan kain selendang untuk dikenakan di pinggang. Bagi yang berpakaian pendek di atas lutut, akan dipinjamkan sehelai kain untuk dipakai serupa sarung. Ini adalah salah satu peraturan yang hendaknya diikuti sebagai bentuk rasa hormat saat berada di tempat ibadah masyarakat Hindu Bali ini.
Wisatawan yang ingin menyaksikan pertunjukkan tari kecak dan tari api di Pura Luhur Uluwatu harus terlebih dulu melakukan reservasi, bahkan 3 hari sebelumnya. Kalau pun dapat membeli tiket setibanya di Pura Luhur Uluwatu, kemungkinan besar Anda akan tidak dapat tempat duduk. Betapa tidak, sekali pertunjukkan, wisatawan yang datang menonton dapat mencapai sekira 1000 orang. Adapun tiket masuk untuk menyaksikan tarian ini adalah sekira Rp75.000,-. Bayangkan betapa besar sumbangan atraksi hiburan tari bermuatan nilai keagamaan, budaya, dan kesenian ini bagi industri wisata di Bali.
Ciri khas tari kecak adalah harmonisasi suara dan gerak yang ditampilkan puluhan penarinya dan semuanya itu dilakukan bahkan tanpa adanya seseorang yang bertugas sebagai pemberi komando. Tentu tidak mudah mengharmonisasikan suara dan gerak sekian puluh orang untuk menjadi sebuah rangkaian tari bernuansa magis tersebut. Inilah salah satu keunggulan Bali, selain memiliki pesona keindahan alam yang menjadikannya dinobatkan sebagai Pulau Dewata, Bali juga mampu mengolah dan mengemas seni budayanya menjadi sebuah sajian atau atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan.
Tersedia tempat duduk melingkar bak Colloseum tanpa atap yang khusus disediakan bagi wisatawan. Tempat duduk ini menghadap tanah lapang tempat lahan pertunjukkannya dengan sebuah tungku sebagai salah satu kelengkapan pertunjukkan. Dilatarbelakangi langit senja memerah saat Matahari kembali ke peraduan jelas menambah kesan magis tarian ini.
Pertunjukkan Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu dilangsungkan setiap hari pukul 18.00. Saat Matahari mulai tenggelam, sejumlah penari akan mengenakan sarung bermotif kotak-kotak seperti papan catur memasuki arena pertunjukkan dan mengambil posisi duduk melingkar di hadapan deretan bangku penonton. Suara-suara ritmis serupa akapela dengan ciri khas seruan berbunyi “cak…cak…cak” dilantunkan yang diiringi gerakan serempak. Ini benar-benar menjadi pemandangan dan hiburan bagi telinga, mata, dan mungkin juga bagi jiwa Anda. Salah satu keistimewaan tari kecak adalah tidak mengandalkan alat musik apapun untuk menghasilkan suara multiritmis yang harmonis sebagai pengiring tarian.
Selain para penari yang duduk sembari menggerakan tangan ke atas secara serempak, ada pula penari lain memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Sri Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Rangkaian tari yang berlangsung selama kurang lebih satu jam tersebut memang menampilkan fragmen lakon Ramayana, yaitu saat Rama dibantu Hanoman dan tentara kera bertarung melawan Rahwana dan pasukannya. Tidak hanya itu, ada juga beberapa adegan jenaka saat Hanoman berinteraksi melibatkan penonton dan akan membuat Anda tertawa.
Awalnya tari kecak berasal dari sebuah ritual sakral bernama Sang Hyang, yaitu prosesi tari bernuansa Hindu Bali dimana akan ada penari yang kerasukan roh dan menjadi media komunikasi dengan para dewa atau leluhur yang akan menyampaikan pesannya. Dalam ritual ini, penari yang berada dalam kondisi tidak sadar adalah hal biasa. Baru sejak tahun 1930-an, tari kecak mulai menyisipkan cerita epos Ramayana dalam rangkaian pertunjukkannya. Wayan Limbak bekerja sama dengan seorang pelukis Jerman Walter Spies disebut-sebut sebagai penggagas sekaligus orang yang mempopulerkan tari yang berakar pada tradisi Sang Hyang dan fragmen lakon kisah Ramayana ini. Wayan Limbak bahkan sempat berkeliling dunia bersama rombongan penari untuk mengenalkan seni tari khas Bali Ini. Seiring perkembangan industri pariwisata di Bali, tari kecak kini telah bergeser fungsi sebagai tari pertunjukkan.
Selain tari kecak, pertunjukkan tari api di Pura Luhur Uluwatu juga merupakan hiburan yang akan meninggalkan kesan yang mendalam dan akan mengundang decak kagum. Pura Luhur Uluwatu sendiri adalah pura bersejarah dan salah satu pura paling sakral dan terkenal di Pulau Bali. Di tempat inilah lokasi sempurna untuk menyaksikan lansung tarian khas Bali dengan bonuslanskap alam yang begitu indah.
0 komentar:
Post a Comment